Minggu, 04 Oktober 2009

BISNIS DAN ENTREPRENEURSHIP RASULULLAH SAW

BISNIS DAN ENTREPRENEURSHIP RASULULLAH SAW

Salah satu aspek kehidupan Muhammad SAW yang kurang mendapat perhatian serius adalah kepemimpinan beliau di bidang bisnis dan entrepreneurship. Padahal sebagian besar kehidupannya sebelum menjadi utusan Allah SWT adalah sebagai seorang pengusaha. Muhammad SAW telah memulai merintis karir dagangnya ketika berumur 12 tahun dan memulai usahanya sendiri ketika berumur 17 tahun. Pekerjaan ini terus dilakukan sampai menjelang beliau menerima wahyu. Dengan demikian, Muhammad SAW telah berprofesi sebagai pedagang selama lebih kurang 28 tahun ketika beliau menerima wahyu. Angka ini lebih lama dari masa kerasulan beliau yang berlangsung selama lebih kurang 23 tahun.

Rasulullah dilahirkan dalam keadaan yatim. Dalam usia enam tahun ibunya meninggal dalam perjalanan kembali dari Yastrib setelah menziarahi kuburan ayahnya. Usia 6 tahun beliau sudah yatim-piatu. Sampai usia 8 tahun 2 bulan dibina dan dididik kakeknya Abdul Muthalib yang cukup berada.

Di usia ini kakeknya wafat, setelah itu ia dalam perlindungan pamannya AbuThalib yang tidak semapan kakeknya. Mulai saat itulah pemuda kecil Muhammad berusaha meringankan beban pamannya. Ia menggembalakan kambing dengan naik turun bukit di sekitar Makkah.

Saat berusia 12 tahun Muhammad SAW mulai menyertai pamannya dalam perjalanan dagang pertama kali ke Syria. Abu Thalib sendiri tidak berniat hendak mengajaknya karena medan perjalanan yang sangat sulit melewati padang pasir yang luas. Namun karena Muhammad berkeras untuk ikut, ia terpaksa mengabulkan permintaan tersebut. Sejak itulah Muhammad SAW melakukan semacam kerja magang (internship) yang berguna kelak ketika beliau mengelola bisnisnya sendiri.

Jarak antara Makkah dan Syria ribuan kilometer. Bayangkan umur 12 tahun tidak naik pesawat atau mobil. Anak-anak sekarang umur 12 tahun sedang senang-senangya bermain. Masa kecil kita bukan masa teruji, bukan masa tertempa. Semua dimudahkan oleh orang tua kita.

Sepulang dari perjalanan dagang pertamanya, beliau begitu sering berbisnis bahkan sampai ke seluruh Jazirah Arab sudah terkenal seorang professional muda bernama Muhammad. Pengalaman Muhammad dalam berdagang ke luar kota Makkah semakin bertambah seiring dengan usianya yang beranjak remaja. Menurut beberapa sumber, ketika berumur 16 tahun, ia ikut pamannya, Zubair, adik Abu Thalib dalam perjalanan kafilah dagang ke Yaman.

Agaknya, profesi sebagai pedagang ini telah dimulai lebih awal daripada yang dikenal umum yaitu dengan modal Khadijah. Ketika merintis karirnya tersebut, beliau memulai dengan berdagang kecil-kecilan di kota Makkah. Beliau membeli barang-barang dari satu pasar kemudian menjualnya kepada orang lain. Sampai kemudian beliau menerima modal dari para investor dan juga para janda kaya dan anak-anak yatim yang tidak sanggup menjalankan sendiri dana mereka, dan menyambut baik seorang yang jujur untuk menjalankan bisinis dengan kerjasama mudharabah.

Dengan demikian, terbukalah kesempatan yang luas bagi Muhammad SAW untuk memasuki dunia bisnis dengan cara menjalankan modal orang lain, baik dengan upah (fee based) maupun dengan sistem bagi hasil (profit sharing).

Dalam melaksanakan bisnisnya tersebut, beliau memperkaya diri dengan kejujuran, keteguhan memegang janji, dan sifat-sifat mulia lainnya. Akibatnya, penduduk Makkah mengenal Muhammad SAW sebagai seorang yang terpercaya. Para pemilik modal di Makkah pada waktu itu semakin banyak yang membuka peluang kemitraan dengan beliau. Salah seorang pemilik modal tersebut adalah Khadijah yang menawarkan kemitraan berdasarkan mudharabah (bagi hasil). Dalam hal ini Khadijah bertindak sebagai pemilik modal (shahib al-mal), sementara Muhammad SAW pengelola (mudharib).

Di usia 25 tahun, beliau menikah dengan seorang milyuner bernama Khadijah. Ternyata dalam kajian tentang Rasulullah, ada hal-hal yang kurang kita bahas. Kebanyakan yang kita bahas adalah ketika berumur 25 tahun beliau menikahi janda kaya raya. Hal ini terkesan negatif. Padahal ketika beliau menikahi Siti Khadijah maharnya mencapai 20 ekor unta yang sekarang jika ditaksir harganya kurang lebih setengah milyar rupiah. Subhanallah. .. Mana ada pengusaha muda di Indonesia yang mau memberi mahar begitu besar kepada istrinya. Biasanya yang menjadi trend sebagai mahar adalah seperangkat alat shalat. Padahal setelah itu kadang-kadang shalatnya juga jarang-jarang. .

Lebih kurang 28 tahun lamanya Muhammad SAW menjalankan usaha dagang. Wilayah perdagangannya meliputi Yaman, Syiria, Basrah, Iraq, Jordania, Bahrain dan kota-kota perdagangan di Jazirah Arab lainnya. Pasar-pasar yang beliau singgahi merupakan kota-kota utama di Jazirah Arab pada waktu itu. Pasar-pasar itu merupakan pasar regional bahkan internasional karena tidak hanya didatangi oleh penduduk setempat tetapi juga para pedagang bangsa-bangsa lain.

Hal lainnya yang amat jarang kita bahas adalah bagaimana Muhammad menjadi profesional. Umat Islam sekarang tertinggal karena kita tidak mengerti bagaimana menjadi profesional. Mengurus masjid kecil, wc bahkan sandal saja repot sekali.

Nabi Muhammad SAW mengetahui bagaiman agar perdagangan bisa berhasil. Beliau juga tahu tentang hal-hal yang dapat merusak atau menghambat bisnis perdagangan atau merusak sistem pasar seperti kecurangan, menyembunyikan cacat barang, riba, gharar dan sebagainya. Hal ini tentu tidak dapat dijelaskan oleh orang yang tidak terjun langsung secara praktis dan merasakan dinamika perdagangan dan karakteristik para pelaku bisnis pada waktu itu.

Perjalanan karir Muhammad SAW di bidang perdagangan dapat dirumuskan sebagaimana berikut. Muhammad SAW telah mengenal perdagangan di usia 12 tahun atau diistilahkan dengan magang (internship) . Hal ini terus berlangsung sampai usia 17 tahun ketika beliau telah mulai membuka usaha sendiri. Dengan begitu pada usia ini beliau sudah menjadi seorang business manager. Dalam perkembangan selanjutnya, ketika para pemilik modal di Makkah mempercayakan pengelolaan perdagangan mereka kepada Muhammad SAW beliau menjadi seorang intvestment manager.

Ketika beliau menikah dengan Khadijah dan terus mengelola perdagangannya, maka status beliau naik menjadi business owner. Ketika usia beliau menginjak pertengahan 30-an, beliau menjadi seorang investor dan mulai memiliki banyak waktu untuk memikirkan kondisi masyarakat. Pada saat ini beliau sudah mencapai apa yang disitilahkan sebagai kebebasan finansial (financial freedom) oleh Robert T. Kiyosaki.

Kemudian beliau sering menyendiri (uzlah) ke gua Hira'. Hal ini terus beliau lakukan sampai kemudian mendapat wahyu pertama. Sejak itu beliau memuali periode baru dalam hidupnya sebagai seorang rasul.

Dari berbagai sumber

Wallahu ta'ala a'lam bi al-shawab

Dalton Ngangi 1ka21

Tidak ada komentar:

Posting Komentar